Laporan Lengkap Kinetika Kimia

Kamis, 27 Oktober 2011

 
Judul                          : Kinetika Kimia

Percobaan ke             :  II (dua)

I.       Tujuan Percobaan          : 
1.      Menjelaskan dan menghitung laju reaksi, tingkat reaksi dan mekanismenya
2.      Mempelajari pengaruh konsentrasi, suhu dan katalis terhadap laju reaksi

II.    Landasan Teori  
Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering, makan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan. Ini merupakan contoh yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka menurut kondisi reaksi.


A.    Laju Reaksi (Reaction Rate)
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
  • Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan waktu,
  • Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi.
  • Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.
  • Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.
  • Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu.
  • Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali.
  • Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut :
A + B → AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut :
r=k [A]m[B]n
k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing – masing pereaksi.
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor – faktor  sebagai berikut :
1.      Sifat dan ukuran pereaksi
2.      Konsentrasi pereaksi
3.      Suhu reaksi
4.      Katalis

B.     Sifat dan Ukuran Pereaksi
Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin relatif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan.
Sifat dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara meledak, bahkan pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen fluorida.
H2 + F2 → 2HF  (sangat cepat pada temperatur kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat sehingga tak Nampak perubahan kimia :
2H2 + O2 → H2O

C.    Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Perhatikan reaksi umum :
A → B + C
Konsentrasi A pada waktu t1 dinyatakan sebagai [A1] dan konsentrasi pada t2 sebagai [A2], dengan tanda kurung siku berarti konsentrasi dalam mol per liter. Laju rata-rata berkurangnya konsentrasi A dinyatakan sebagai


Laju rata-rata berkurangnya [A]

Laju rata-rata bertambahnya konsentrasi B dan C dinyatakan sebagai
Laju rata-rata bertambahnya [B] atau [C]


Besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih.
Reaksi – reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Na2S2O3     +      2H+  → 2Na+           +    H2S2O3
H2S2O3                             → H2SO3          +    S(g)
_________________________________________
Na2S2O3      +      2H+     → 2Na+     +  H2SO+   S(g)

Reaksi ini terdiri darai dua buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung). Pada reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan laju reaksi keseluruhan. Dalam hal ini paling lambat adalah penguraian H2S2O3.

D.    Temperatur atau Suhu Reaksi
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan sebesar 10ºC akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum menjelaskan seluruhnya, ke molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi mereka juga bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak lebih cepat. Pada temperatur besar, karena makin banyak molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi cukup untuk bereaksi.
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar.
E.     Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan katalis disebut dengan  reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme.
Sifat katalis :
1.      Katalis tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami perubahan kimia selama reaksi.
2.      Katalis tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi.
3.      Katalis tidak memulai reaksi tapi hanya mempengaruhi lajunya.
4.      Katalis bekerja efektif pada suhu optimum.
5.      Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik, berarti katalis bekerja pada satu reaksi atau sejenis reaksi dan tidak untuk reaksi jenis lain.
6.      Keaktifan katalis dapat diperbesar zat lain yang disebut promoter.
7.      Hasil suatu reaksi kadang-kadang dapat bertindak sebagai katalis dan disebut autokatalis.
8.      Katalis dapat bereaksi dengan zat lain sehingga sifat katalisnya hilang.
9.      Katalis yang dapat memperlambat reaksi disebut katalis negatif.

Penggolongan Katalis :
Berdasarkan fasanya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu katalis homogen dan katalis heterogen.
1.      Katalis homogen adalah katalis yang mempuyai fasa yang sama dengan pereaksi, mungkin gas, cair dan padat.
2.      Katalis heterogen adalah katalis yang mempunyai fasa yang berbeda dengan pereaksi. Umumnya zat katalis ini berupa zat padat dan pereaksinya cair atau gas.
III. Alat dan Bahan
A.    Alat
Alat – alat yang digunakan pada percobaan di atas adalah sebagai berikut :
a.       Labu Erlenmeyer 250 ml
b.      Gelas kimia
c.       Labu takar 50 ml
d.      Gelas ukur
e.       Tabung reaksi (6 buah)
f.       Rak tabung (1 buah)
g.      Penangas air
h.      Termometer

B.     Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan di atas adalah :
a.       Na2S2O3 0,10 N ; 0,05 N ; 0,01 N  
b.      HCl 0,10 N ; 0,05 N ; 0,01 N  
c.       H2C2O4 0,1 N
d.      H2SO4 ­ 1,0 N  
e.       KMnO4 1,0 N  
f.       Aquades











IV. Prosedur Kerja
A.    Pengaruh Konsentrasi Terhadap kecepatan Reaksi
1.      Pengaruh HCl
No
Pereaksi
Tabung Reaksi ke..
1
2
3
4
5
6
1.
Na2S2O3 0,10 N  (mL)
5
5
5
-
-
-
2.
HCl        0,10 N   (mL)
-
-
-
5
-
-
3.
HCl        0,05 N   (mL)
-
-
-
-
5
-
4.
HCl        0,01 N   (mL)
-
-
-
-
-
5




















2.      Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3)
No
Pereaksi
Tabung Reaksi ke..
1
2
3
4
5
6
1.
HCl            0,10 N   (mL)
5
5
5
-
-
-
2.
Na2S2O3    0,10 N   (mL)
-
-
-
5
-
-
3.
Na2S2O3    0,05 N   (mL)
-
-
-
-
5
-
4.
Na2S2O3    0,01 N   (mL)
-
-
-
-
-
5





















B.     Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1.      Pengaruh Temperatur pada Reaksi HCl dengan Na2S2O3
No
Pereaksi
Tabung Reaksi ke..
1
2
3
4
5
6
1.
HCl            0,10 N   (mL)
5
5
5
-
-
-
2.
Na2S2O3    0,10 N   (mL)
-
-
-
5
-
-
3.
Temperature             (ºC)
kamar
50º
100º
kamar
50º
100º





















2.      Pengaruh Temperatur pada Reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam Suasana Asam
No
Pereaksi
Tabung Reaksi ke..
1
2
3
4
5
6
1.
H2C2O4     0,1 N   (mL)
8
8
8
-
-
-
2.
H2SO4       1,0 N   (mL)
-
-
-
2
2
2
3.
Temperature           (ºC)
kamar
50º
100º
kamar
50º
100º





















C.    Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi
1.      Adanya Penambahan KMnO4 (katalis dari luar)
No.
Pereaksi
Tabung Reaksi ke..
1
2
3
1.
H2C2O4     0,1 N   (mL)
6
6
6
2.
H2SO4       1,0 N   (mL)
2
2
2
3.
KMnO4      1,0 N   (mL)
4
1
-




Tabung Reaksi








2.      Adanya Autokatalisator
No.
Pereaksi
Tabung Reaksi ke..
1
2
1.
H2C2O4     0,1 N   (mL)
5
5
2.
H2SO4       1,0 N   (mL)
1
1










V.    Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil
a)      Pengaruh Konsentrasi Terhadap kecepatan Reaksi
1.      Pengaruh HCl
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.

2.


3.


4.
Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas.
Menuangkan pereaksi ke 6 ke tabung ke 1, dengan cepat menuangkan kembali ke tabung 6.
Mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan yaitu sampai tepat mulai kekeruhan.
Melakukan dengan cara yang sama untuk tabung ke 5 ke tabung ke 2 serta tabung 4 ke tabung 3.
-Pada tabung ke 3 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 1 menit 26 detik. 

-Pada tabung ke 2 dan tabung ke 5 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 3 menit 30 detik.

-Pada tabung ke 1 dan ke 6 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 7 menit 10 detik.











2.      Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3)
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.

2.


3.


4.
Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas.
Menuangkan pereaksi ke 6 ke tabung ke 1, dengan cepat menuangkan kembali ke tabung 6.
Mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan yaitu sampai tepat mulai kekeruhan.
Melakukan dengan cara yang sama untuk tabung ke 5 ke tabung ke 2 serta tabung 4 ke tabung 3.
-Pada tabung ke 1 dan tabung ke 6 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 1 menit 31 detik. 

-Pada tabung ke 3 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 2 menit 12 detik.

-Pada tabung ke 2 dan ke 5 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 3 menit 38 detik.














B.     Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1.      Pengaruh Temperatur pada Reaksi HCl dengan Na2S2O3

No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.

2.



3.


4.
Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas.
Untuk mengatur temperatur reaksi, memasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air sesuai temperatur selama 5-10 menit.
Mereaksikan pereaksi diatas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5 serta tabung 3 dan 6.
Mencatat perubahan yang diperlukan untuk reaksi tersebut.
-Pada tabung ke 1 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi sedikit keruh pada waktu 1 menit 26 detik. 

-Pada tabung ke 2 dan tabung ke 5 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 23 detik.

-Pada tabung ke 3 dan ke 6 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi sangat keruh pada waktu 5 detik.











2.      Pengaruh Temperatur pada Reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam Suasana Asam
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.

2.



3.


4.

5.
Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas.
Untuk mengatur temperatur reaksi, memasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air sesuai temperatur selama 5-10 menit.
Mereaksikan pereaksi diatas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5 serta tabung 3 dan  6.
Meneteskan ke dalam tabung masing-masing 3 tetes KMnO4 0,10 N.
Mencatat perubahan yang diperlukan untuk reaksi tersebut.
-Pada tabung ke 1 dan tabung ke 4 tidak terjadi perubahan warna ungu pada waktu 2 menit 24 detik.

-Pada tabung ke 2 dan tabung ke 5 terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi warna putih pada waktu 35 detik.

-Pada tabung ke 3 dan ke 6 terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi warna putih pada waktu 25 detik.














C.    Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi
1.      Adanya Penambahan KMnO4 (katalis dari luar)
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.

2.




Mengocok setiap tabung dan menambahkan 3 tetes KMnO4 0,10 N.
Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan dalam reaksi tersebut.

-Tabung ke 1 larutan H2C2O4 dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO4 dengan konsentrasi 1,0 n sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan KMnO4 1,0 N sebanyak 4 mL. setelah semuanya tercampur pada waktu 2 menit 8 detik terjadi sedikit endapan dengan warna ungu.

-Tabung ke 2, H2C2O4 ­dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO4 dengan konsentrasi 1,0 N sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan KMnO4 dengan konsentrasi 1,0 N sebanyak 1 mL. Setelah semuanya tercampur pada waktu 39 detik terjadi endapan yang banyak dengan warna ungu.

-Tabung ke 3 H2C2O3 dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO­4 1,0 n sebanyak 2 mL, dan dicampurkan dengan KMnO4 1,0 N. Setelah semuanya tercampur pada waktu 7 detik menjadi warna ungu, 27 detik menjadi warna merah, pada waktu 30 detik menjadi warna orange, pada waktu 35 detik menjadi warna kuning dan pada waktu 40 detik menjadi bening.




2.      Adanya Autokatalisator
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.

Mengocok setiap tabung reaksi terisi H2C2O4 0,1 N sebanyak 5 mL dan H2SO4  1,0 N sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan KMnO4 0,10 N sebanyak 3 tetes.
Pada waktu 1 menit 37 detik larutan berubah menjadi warna ungu pada waktu 4 menit 59 detik larutan berubah warna menjadi ungu pekat setelah ditambah KMnO4 larutan dominan warna ungu pada waktu 59 detik.

B. Pembahasan
a)      Pengaruh Konsentrasi Terhadap kecepatan Reaksi
1.      Pengaruh HCl
Pada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Dituangkan pereaksi ke 3 ke tabung ke 4, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 3 maka terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 1 menit 26 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 3 yaitu Na2S2O3 0,10 N sama dengan konsentrasi tabung ke 4 yaitu HCl 0,10 N.
Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 2 dan ke 5 serta tabung ke 2 dan ke 5. Pada tabung ke 3 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 3 menit 30 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 2 yaitu Na2S2O3 0,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 5 yaitu HCl 0,05 N, sehingga konsentrasi HCl sangat mempengaruhi suatu laju reaksi, oleh karena konsentrasi HCl lebih kecil dari Na2S2O3 maka waktu yang diperlukan semakin lama untuk terjadi kekeruhan.
Pada tabung ke 1 dan ke 6 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 7 menit 10 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 2 yaitu Na2S2O3 0,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 6 yaitu HCl 0,1 N, sehingga konsentrasi HCl sangat mempengaruhi suatu laju reaksi, waktu yang diperoleh lebih lama dari waktu yang diperoleh pada prosedur ke 2 karena konsentrasi HCl lebih kecil dari konsentrasi HCl sebelumnya yaitu 0,01 N. Dalam percobaan ini pengaruh konsentrasi HCl sangat mempengaruhi laju reaksi pada suatu reaksi dan terjadinya kekeruhan.

Jadi, makin besar konsentrasi makin cepat laju reaksi meskipun tidak selalu demikian. Pereaksi yang berbeda, konsentrasinya dapat mempengaruhi laju reaksi tertentu dengan cara yang berbeda.

2.      Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3)
Pada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Dituangkan pereaksi ke 1 ke tabung ke 6, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 1 maka terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 1 menit 30 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 1 yaitu HCl 0,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 6  yaitu Na2S2O3 0,01 N sehingga terjadinya kekeruhan lebih cepat.
Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 5 dan ke 2 serta tabung ke 4 dan ke 3. Pada tabung ke 3 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 2 menit 12 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 3 yaitu HCl 0,10 N sama dengan konsentrasi tabung ke 4 yaitu Na2S2O3 0,10 N.
Pada tabung ke 2 dan ke 5 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 3 menit 38 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 2 yaitu HCl 0,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 5 yaitu Na2S2O3 0,05 N, sehingga konsentrasi Na2S2O3 sangat mempengaruhi suatu laju reaksi. Namun pada percobaan ini waktu yang diperlukan saat mencapai kekeruhan lebih cepat dibanding dengan HCl pada percobaan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi Na2S2O3 dalam suatu laju reaksi lebih cepat dibandingkan HCl.

Jadi, makin besar konsentrasi makin cepat laju reaksi meskipun tidak selalu demikian. Pereaksi yang berbeda, konsentrasinya dapat mempengaruhi laju reaksi tertentu dengan cara yang berbeda.


b)     Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1.      Pengaruh Temperatur pada Reaksi HCl dengan Na2S2O3
Pada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Diatur temperatur reaksi, dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air sesuai temperatur selama 5 – 10 menit. Pada tabung ke 1 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi sedikit keruh pada waktu 1 menit 26 detik.  Hal ini terjadi karena larutan ini direaksikan pada suhu kamar yaitu 25°C sehingga laju reaksi tidak begitu cepat dan waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan yaitu  hanya 1 menit 26 detik, pada keadaan ini larutan hanya mengalami sedikit keruh.
Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 2 dan ke 5 serta tabung ke 3 dan ke 6. Pada tabung ke 2 dan tabung ke 5 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 23 detik. Hal ini terjadi karena larutan ini direaksikan pada suhu 50°C sehingga laju reaksi lebih cepat dari suhu kamar dan waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan menjadi lebih cepat yaitu pada waktu 23 detik, pada keadaan ini larutan mengalami kekeruhan.
Pada tabung ke 3 dan ke 6 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi sangat keruh pada waktu 5 detik. Hal ini terjadi karena larutan ini direaksikan pada suhu 100°C sehingga laju reaksi sangat cepat dari suhu kamar dan pada suhu 50°C, waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan menjadi sangat cepat yaitu pada waktu 23 detik, pada keadaan ini larutan sangat mengalami kekeruhan.

Jadi, pengaruh temperatur sangat mempengaruhi pada laju reaksi, karena semakin tinggi suhu pada suatu larutan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan.

2.      Pengaruh Temperatur pada Reaksi H2C2O4
Pada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Diatur temperatur reaksi, dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air sesuai temperatur selama 5 – 10 menit, diteteskan pada masing-masing tabung 3 tetes KMnO4. Pada tabung ke 1 dan tabung ke 4 tidak terjadi perubahan warna ungu pada waktu 2 menit 24 detik. Hal ini terjadi karena larutan tersebut direaksikan pada suhu 25°C, laju reaksi tidak begitu cepat sehingga pada saat ditetesi KMnO4 tidak mengalami perubahan menjadi ungu pada waktu 2 menit 24 detik.
Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 2 dan ke 5 serta tabung ke 3 dan ke 6. Pada tabung ke 2 dan tabung ke 5 terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi warna putih pada waktu 35 detik. Hal ini terjadi karena larutan tersebut direaksikan pada suhu 50°C sehingga laju reaksi cepat dan terjadinya perubahan warna ungu menjadi warna putih pada waktu 35 detik.
Pada tabung ke 3 dan ke 6 5 terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi warna putih pada waktu 25 detik. Hal ini terjadi karena larutan tersebut direaksikan pada suhu 100°C sehingga laju reaksi cepat dan terjadinya perubahan warna ungu menjadi warna putih pada waktu 35 detik.

Jadi, pengaruh temperatur sangat mempengaruhi pada laju reaksi, karena semakin tinggi suhu pada suatu larutan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mencapai perubahan warna yang diakibatkan 3 tetes KMnO4 dalam suasana asam.

c)      Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi
1.      Adanya Penambahan KMnO4  (katalis dari luar)
Dikocok setiap tabung reaksi sesuai pereaksi pada table di atas dan ditambahkan 3 tetes KMnO4 0,10 N. Tabung ke 1 larutan H2C2O4 dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO4 dengan konsentrasi 1,0 n sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan KMnO4 1,0 N sebanyak 4 mL. Setelah semuanya tercampur pada waktu 2 menit 8 detik terjadi sedikit endapan dengan warna ungu. Hal ini terjadi karena  KMnO4 yang merupakan katalis dari luar mempercepat laju reaksi ditunjukkan dengan adanya sedikit endapan ungu pada larutan tersebut.
Tabung ke 2, H2C2O4 ­dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO4 dengan konsentrasi 1,0 N sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan KMnO4 dengan konsentrasi 1,0 N sebanyak 1 mL. Setelah semuanya tercampur pada waktu 39 detik terjadi endapan yang banyak dengan warna ungu. Hal ini terjadi karena KMnO4 yang merupakan katalis mempercepat laju reaksi ditunjukkan dengan adanya endapan yang banyak dengan warna ungu, pada larutan ini juga dipengaruhi oleh volume dari KMnO4 yang ditambahkan pada larutan tersebut sehingga waktu yang diperlukan menjadi lebih cepat dari volume pada percobaan sebelumnya.
Tabung ke 3 H2C2O3 dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO­4 1,0 n sebanyak 2 mL, dan dicampurkan dengan KMnO4 1,0 N. Setelah semuanya tercampur pada waktu 7 detik menjadi warna ungu, 27 detik menjadi warna merah, pada waktu 30 detik menjadi warna orange, pada waktu 35 detik menjadi warna kuning dan pada waktu 40 detik menjadi bening. Hal ini terjadi karena KMnO4 yang merupakan katalis mempercepat laju reaksi ditunjukkan dengan adanya tahapan perubahan warna dan waktu yang sangat cepat sampai perubahan warna menjadi bening seperti semula.

Jadi, katalis dapat mempercepat laju reaksi, katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas.

2.      Adanya Autokatalisator
Dikocok setiap tabung reaksi terisi H2C2O4 0,1 N sebanyak 5 mL dan H2SO4  1,0 N sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan KMnO4 0,10 N sebanyak 3 tetes. Pada waktu 1 menit 37 detik larutan berubah menjadi warna ungu pada waktu 4 menit 59 detik larutan berubah warna menjadi ungu pekat setelah ditambah KMnO4 larutan dominan warna ungu pada waktu 59 detik. Hal ini terjadi karena salah satu hasil dari reaksi dapat berfungsi sebagai katalis yang disebut autokatalisator.


VI. Penutup
a)      Kesimpulan
1.      Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut :
A + B → AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut :
r=k [A]m[B]n
k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing – masing pereaksi.
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor – faktor  sebagai berikut :
1.      Sifat dan ukuran pereaksi
2.      Konsentrasi pereaksi
3.      Suhu reaksi
4.      Katalis

2.      Pengaruh konsentrasi, suhu dan katalis terhadap laju reaksi yaitu :
·         Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.
·         Suhu
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar.
·         Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan katalis disebut dengan  reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme.

b)     Saran 
Sebaiknya pada praktikum – praktikum selanjutnya agar disediakan bahan yang sesuai dengan prosedur agar praktikan tidak membuang waktu untuk membuat larutan atau bahan tersebut, sehingga waktu untuk praktikum lebih efisien dan tidak membuang banyak waktu.























DAFTAR PUSTAKA

  • Achmad, Hiskia.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung : PT. Citra Aditia Bakti

 (Hari sabtu, tanggal 13 Maret 2010, pukul 11.07 WIB)

·         Keenan, dkk.1980.Kimia untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga

·         Sunarya, Yayan.2002. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip – Prinsip Kimia Terkini. Bandung : Alkemi Grafisindo Press.










LAMPIRAN
·         Laporan Sementara

0 komentar:

Posting Komentar